Lewati ke konten

Raksa

Informasi Dasar tentang Raksa atau Merkuri (Hg)

Nomor Atom 80
Simbol Hg
Berat Atom 200.59 g/mol
Kategori Logam transisi

Sifat Fisika dan Kimia

Raksa atau merkuri adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar. Memiliki titik leleh -38.83°C dan titik didih 356.73°C. Merkuri memiliki densitas yang tinggi (13.534 g/cm³ pada 20°C) dan konduktivitas listrik yang baik. Dalam air, merkuri dapat ditemukan dalam bentuk elemental Hg(0), ion merkuri Hg²⁺, dan senyawa organomerkuri seperti metil merkuri.

Keberadaan dalam Air dan Efek Kesehatan

Merkuri dapat masuk ke perairan melalui proses alami seperti pelapukan batuan dan aktivitas gunung berapi, serta aktivitas manusia seperti pertambangan, pembakaran bahan bakar fosil, dan pembuangan limbah industri. Dalam air, merkuri dapat terakumulasi dalam rantai makanan akuatik. Paparan merkuri dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, kerusakan otak, gangguan ginjal, dan masalah reproduksi. Metil merkuri khususnya sangat beracun dan dapat menembus plasenta, membahayakan janin yang sedang berkembang.

Aplikasi Pengolahan Air dan Metode Penghilangan

Beberapa metode yang digunakan untuk menghilangkan merkuri dari air termasuk:

  • Adsorpsi menggunakan karbon aktif atau resin penukar ion khusus
  • Presipitasi kimia menggunakan sulfida atau hidroksida
  • Filtrasi membran seperti nanofiltrasi atau osmosis balik
  • Teknologi reduksi-oksidasi
  • Fitoremediasi menggunakan tanaman air tertentu

Pemilihan metode tergantung pada bentuk merkuri yang ada, konsentrasi, dan karakteristik air yang diolah. Seringkali kombinasi beberapa metode diperlukan untuk mencapai tingkat penghilangan yang diinginkan.

Contoh Aplikasi Dunia Nyata

Di sebuah fasilitas pembangkit listrik tenaga batu bara di Amerika Serikat, sistem pengolahan air limbah flue gas desulfurization (FGD) menggunakan kombinasi presipitasi kimia, filtrasi, dan adsorpsi untuk mengurangi kadar merkuri. Proses ini berhasil menurunkan konsentrasi merkuri dari sekitar 50 ppb menjadi kurang dari 10 ppt, memenuhi standar regulasi yang ketat.

Di Minamata, Jepang, setelah tragedi pencemaran merkuri yang terkenal, proyek remediasi skala besar dilakukan untuk membersihkan teluk yang tercemar. Metode yang digunakan termasuk pengerukan sedimen yang terkontaminasi, pengolahan fisik-kimia, dan pemantauan jangka panjang kualitas air dan biota laut.

Pedoman dan Standar Regulasi

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas maksimum merkuri dalam air minum sebesar 0.006 mg/L. Di Indonesia, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010, batas maksimum merkuri dalam air minum adalah 0.001 mg/L. Untuk air limbah industri, batas maksimum merkuri bervariasi tergantung jenis industri, namun umumnya berkisar antara 0.002 - 0.005 mg/L sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2014.

Dampak Lingkungan dan Pertimbangan Keberlanjutan

Merkuri merupakan polutan persisten yang dapat bertahan lama di lingkungan dan mengalami bioakumulasi dalam rantai makanan. Pengelolaan merkuri yang tidak tepat dapat menyebabkan pencemaran jangka panjang pada ekosistem air dan tanah. Upaya global untuk mengurangi penggunaan dan emisi merkuri telah dilakukan melalui Konvensi Minamata tentang Merkuri. Dalam konteks pengolahan air, pengembangan teknologi ramah lingkungan untuk penghilangan merkuri dan pengelolaan limbah merkuri yang aman menjadi fokus penting.

Tren Masa Depan dan Penelitian

Beberapa arah penelitian dan pengembangan terkini dalam pengolahan air yang melibatkan merkuri meliputi:

  • Pengembangan nanomaterial baru untuk adsorpsi merkuri yang lebih efektif
  • Teknik bioremediasi menggunakan mikroorganisme atau tanaman yang mampu mengakumulasi atau mengubah merkuri
  • Integrasi teknologi sensor real-time untuk pemantauan merkuri yang lebih akurat
  • Pendekatan pengolahan air berbasis alam (nature-based solutions) untuk remediasi merkuri di lingkungan alami
  • Optimalisasi proses pengolahan air terintegrasi untuk penghilangan multi-kontaminan termasuk merkuri

Fakta Menarik Terkait Pengolahan Air

  • Beberapa spesies bakteri memiliki kemampuan untuk mengubah merkuri beracun menjadi bentuk yang kurang berbahaya melalui proses demetilasi, yang menjadi dasar untuk pengembangan bioremediasi merkuri.
  • Air hujan dapat mengandung merkuri dalam jumlah kecil karena adanya emisi merkuri ke atmosfer, menunjukkan pentingnya pendekatan holistik dalam pengelolaan merkuri di lingkungan.
  • Penggunaan merkuri dalam proses klorin-alkali untuk produksi klorin dan soda kaustik telah menyebabkan kontaminasi merkuri yang signifikan di beberapa lokasi industri, memerlukan teknologi pengolahan air khusus untuk remediasi.