Nomor Atom | 70 |
---|---|
Simbol | Yb |
Berat Atom | 173,04 g/mol |
Kategori | Logam tanah jarang, Lantanida |
Konfigurasi Elektron | [Xe] 4f14 6s2 |
Iterbium adalah logam lunak, mudah ditempa, dan cukup ulet dengan kilau keperakan yang cerah. Sebagai unsur tanah jarang, iterbium mudah bereaksi dengan asam mineral, bereaksi perlahan dengan air, dan teroksidasi di udara. Oksidanya membentuk lapisan pelindung di permukaan. iterbium memiliki titik leleh 824°C dan titik didih 1466°C. Densitasnya sekitar 7 g/cm3 pada suhu 20°C. Dalam larutan, iterbium biasanya membentuk ion trivalent Yb3+.
Iterbium jarang ditemukan dalam air alami dalam konsentrasi yang signifikan. Namun, dapat hadir dalam air yang terkontaminasi dari kegiatan pertambangan atau pembuangan limbah industri. Efek kesehatan Iterbium pada manusia belum dipelajari secara ekstensif, tetapi diketahui bahwa garam-garamnya dapat merangsang metabolisme. iterbium dianggap sebagai iritasi kulit dan mata, serta diduga sebagai teratogen. Semua senyawa iterbium harus ditangani dengan hati-hati dan dianggap sangat beracun.
Meskipun iterbium tidak umum dalam pengolahan air, beberapa metode dapat digunakan untuk menghilangkannya jika diperlukan:
Iterbium tidak memiliki penggunaan spesifik dalam industri pengolahan air.
Karena iterbium jarang menjadi masalah utama dalam pengolahan air, studi kasus spesifik tentang penghilangannya dari air terbatas. Namun, penelitian tentang pemisahan lantanida secara umum dapat memberikan wawasan tentang perilaku iterbium dalam sistem pengolahan air. Misalnya, studi tentang pemulihan logam tanah jarang dari air limbah pertambangan sering mencakupiterbium sebagai salah satu elemen target.
Tidak ada standar spesifik untuk iterbium dalam air minum yang ditetapkan oleh organisasi kesehatan internasional seperti WHO. Namun, beberapa negara mungkin memiliki pedoman untuk logam tanah jarang secara umum dalam air limbah industri. Pemantauan dan regulasi iterbium biasanya tercakup dalam peraturan yang lebih luas tentang logam berat atau unsur tanah jarang.
Penambangan dan pemrosesan iterbium dapat memiliki dampak lingkungan yang signifikan, termasuk degradasi lahan dan potensi kontaminasi air tanah. Dalam konteks pengolahan air, penghilangan iterbium harus mempertimbangkan pengelolaan limbah yang dihasilkan, seperti resin bekas atau endapan yang mengandung iterbium. Daur ulang dan pemulihan iterbium dari limbah ini dapat meningkatkan keberlanjutan proses pengolahan.
Penelitian terkini tentang iterbium dalam konteks pengolahan air meliputi:
Pengembangan adsorben selektif baru untuk pemisahan lantanida, termasuk iterbium.
Teknik ekstraksi ramah lingkungan untuk memulihkan iterbium dari air limbah industri.
Studi tentang potensi bioakumulasi iterbium dalam ekosistem akuatik dan implikasinya terhadap rantai makanan.
Penggunaan nanomaterial untuk meningkatkan efisiensi penghilangan iterbium dari air.
Iterbium, bersama dengan unsur lantanida lainnya, memiliki sifat magnetik dan optik yang unik, yang berpotensi dimanfaatkan dalam teknologi sensor air canggih di masa depan.
Meskipun jarang digunakan dalam pengolahan air, iterbium telah digunakan sebagai pengganti sumber radiasi untuk mesin sinar-X portabel ketika listrik tidak tersedia, yang mungkin berguna dalam situasi darurat pengolahan air di daerah terpencil.
Kemampuan iterbium untuk menyerap neutron membuatnya menarik untuk penelitian tentang pemantauan radiasi dalam sistem air, yang dapat bermanfaat untuk keamanan air di sekitar fasilitas nuklir.
Selektivitas ion iterbium dalam resin penukar ion menunjukkan pola yang menarik di antara unsur lantanida, yang dapat dimanfaatkan untuk pemisahan dan pemurnian air yang sangat spesifik dalam aplikasi industri tertentu.