Lewati ke konten

Perbedaan antara Sistem Filtrasi Seluruh Rumah dan Sistem Filtrasi Bawah Wastafel

Air bersih merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Namun, seiring dengan meningkatnya polusi dan kontaminasi sumber air, kualitas air yang tersedia untuk konsumsi rumah tangga semakin menurun. Oleh karena itu, sistem pengolahan air rumah tangga menjadi solusi yang semakin populer untuk memastikan ketersediaan air bersih dan aman di rumah. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang dua jenis utama sistem pengolahan air rumah tangga: sistem filtrasi seluruh rumah (whole-house filtration system) dan sistem filtrasi bawah wastafel (under-sink filtration system).

Sebelum kita mendalami perbedaan antara kedua sistem tersebut, penting untuk memahami sumber air yang umumnya digunakan di rumah tangga dan tantangan yang dihadapi dalam pengolahan air. Sebagian besar sistem air rumah tangga menggunakan penyimpanan air kota, air sumur, atau terkadang kombinasi keduanya. Air ini kemudian dipompa melalui filter atau pelunak air untuk menghilangkan zat-zat seperti besi, silika, atau kontaminan lainnya. Dalam beberapa kasus, sistem reverse osmosis (RO) juga digunakan untuk pengolahan lebih lanjut.

Air sumur sering kali menghadapi masalah seperti kandungan besi dan mangan yang tinggi, serta potensi kontaminasi bakteri akibat kebocoran dari tangki septik. Di sisi lain, air kota yang berasal dari sungai juga dapat terkontaminasi oleh limbah rumah tangga dan industri. Bahkan air minum isi ulang yang populer pun tidak luput dari masalah, seperti potensi kontaminasi mikroplastik.

Sistem Filtrasi Seluruh Rumah (Whole-House Filtration System)

whole-house-page-banner-apec-water

Sumber

Sistem filtrasi seluruh rumah, atau sering disebut juga sebagai point-of-entry (POE) system, adalah solusi yang kami rekomendasikan untuk pengolahan air di titik masuk, baik dari sumur maupun air kota. Sistem ini dipasang pada saluran utama yang mensuplai air ke seluruh rumah, sehingga semua keran, shower, dan peralatan yang menggunakan air akan menerima air yang telah diolah.

Untuk air kota, sistem filtrasi seluruh rumah biasanya terdiri dari filter karbon atau pelunak air, diikuti dengan proses klorinasi. Filter karbon efektif dalam menghilangkan klorin, bau, dan rasa yang tidak diinginkan, serta berbagai kontaminan organik. Pelunak air berfungsi untuk mengurangi kesadahan air dengan menghilangkan mineral seperti kalsium dan magnesium.

Untuk rumah yang menggunakan air sumur, sistem pengolahan biasanya lebih kompleks. Ini mungkin melibatkan penggunaan manganese greensand atau media birm untuk menghilangkan besi. Jika kandungan besi rendah, pelunak air juga bisa digunakan secara langsung. Klorinasi tetap penting untuk disinfeksi, terutama untuk mengatasi masalah bakteri.

Komponen penting dalam sistem filtrasi seluruh rumah meliputi:

  1. Tangki penyimpanan air mentah (dari sumur atau air kota)
  2. Pompa
  3. Filter (bisa berupa filter karbon, manganese greensand, atau media birm)
  4. Tangki penyimpanan di atas atap
  5. Pompa distribusi
  6. Tangki tekan (seperti Wellmate pressure tanks)
  7. Katup cek
  8. Sistem distribusi ke shower, keran, dll.

Untuk rumah dengan kebutuhan khusus atau kualitas air yang lebih tinggi, sistem RO seluruh rumah bisa menjadi pilihan, meskipun biayanya lebih mahal. Sistem ini biasanya dilengkapi dengan filtrasi UV dan filtrasi akhir di setiap keran.

Salah satu keunggulan utama sistem filtrasi seluruh rumah adalah kemampuannya untuk mengatasi berbagai masalah kualitas air sekaligus. Misalnya, jika air sumur Anda memiliki kandungan besi tinggi, sistem ini dapat menggunakan tangki filter FRP Hydropro yang diisi dengan media penghilang besi seperti manganese greensand atau birm. Selanjutnya, air dapat melewati pelunak air untuk mengurangi kesadahan, dan akhirnya melalui sistem klorinasi untuk disinfeksi.

Sistem filtrasi seluruh rumah juga sangat efektif dalam mengatasi masalah bau dan rasa air. Banyak orang tidak menyukai bau klorin dalam air minum mereka, padahal sebenarnya bau ini adalah tanda bahwa air telah didisinfeksi dengan baik. Dengan menggunakan filter karbon sebagai tahap akhir, sistem ini dapat menghilangkan bau klorin sambil tetap mempertahankan manfaat disinfeksinya.

Sistem Filtrasi Bawah Wastafel (Under-Sink Filtration System)

Sumber

Sistem filtrasi bawah wastafel, juga dikenal sebagai point-of-use (POU) system, adalah solusi yang lebih terfokus dan biasanya dipasang di bawah wastafel dapur atau di titik-titik penggunaan air minum tertentu. Sistem ini ideal untuk rumah tangga yang ingin meningkatkan kualitas air minum mereka tanpa harus menginstal sistem filtrasi untuk seluruh rumah.

Salah satu jenis sistem filtrasi bawah wastafel yang populer adalah sistem reverse osmosis (RO). Sistem RO sangat efektif dalam menghilangkan berbagai kontaminan, termasuk garam terlarut, bakteri, dan bahkan mikroplastik. Sistem RO bawah wastafel Pentair Merlin adalah contoh produk yang banyak digunakan untuk tujuan ini.

Komponen utama sistem filtrasi bawah wastafel biasanya meliputi:

  1. Pre-filter (biasanya filter sedimen)
  2. Filter karbon aktif
  3. Membran RO (untuk sistem RO)
  4. Post-filter
  5. Tangki penyimpanan
  6. Keran khusus untuk air minum

Sistem filtrasi bawah wastafel memiliki beberapa keunggulan:

  1. Lebih murah dibandingkan sistem filtrasi seluruh rumah
  2. Mudah diinstal dan dirawat
  3. Ideal untuk penyewa yang tidak bisa melakukan modifikasi besar pada sistem plumbing
  4. Dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik (misalnya, menambahkan filter khusus untuk mengatasi kontaminan tertentu)

Namun, sistem ini juga memiliki beberapa keterbatasan:

  1. Hanya mengolah air di satu titik penggunaan
  2. Kapasitas terbatas
  3. Tidak mengatasi masalah kualitas air untuk kebutuhan selain air minum (seperti mandi atau mencuci)

Memilih Sistem yang Tepat

Pemilihan antara sistem filtrasi seluruh rumah dan sistem filtrasi bawah wastafel tergantung pada beberapa faktor:

  1. Kualitas air sumber: Jika air sumber Anda memiliki banyak masalah (seperti kandungan besi tinggi, kesadahan tinggi, atau kontaminasi bakteri), sistem filtrasi seluruh rumah mungkin lebih sesuai.
  2. Kebutuhan air: Jika Anda hanya memerlukan air berkualitas tinggi untuk minum dan memasak, sistem filtrasi bawah wastafel mungkin sudah cukup.
  3. Anggaran: Sistem filtrasi seluruh rumah umumnya lebih mahal dalam hal investasi awal dan perawatan.
  4. Ruang yang tersedia: Sistem filtrasi seluruh rumah membutuhkan lebih banyak ruang dibandingkan sistem bawah wastafel.
  5. Fleksibilitas: Jika Anda tinggal di rumah sewa atau berencana untuk pindah dalam waktu dekat, sistem bawah wastafel mungkin lebih praktis.

Untuk air dengan TDS (Total Dissolved Solids) tinggi, yang biasanya terjadi pada air kota, pilihan tergantung pada tingkat TDS-nya. Jika TDS kurang dari 1000 ppm, sistem filtrasi konvensional mungkin masih efektif. Namun, jika TDS melebihi 1000 ppm atau jika menggunakan air sumur dengan kandungan mineral tinggi, sistem RO mungkin diperlukan.

Dalam memilih filter yang tepat, perlu dipertimbangkan juga di mana filter tersebut akan ditempatkan. Misalnya, untuk sistem filtrasi seluruh rumah, filter cartridge Pentair Pentek yang bersertifikat NSF bisa menjadi pilihan yang baik untuk berbagai aplikasi pengolahan air.

Pentingnya Disinfeksi

Terlepas dari sistem filtrasi yang dipilih, disinfeksi tetap merupakan langkah penting dalam pengolahan air. Klorinasi adalah metode disinfeksi yang paling umum digunakan. Meskipun beberapa orang tidak menyukai bau klorin, penting untuk diingat bahwa bau ini sebenarnya merupakan tanda air yang telah didisinfeksi dengan baik.

Di banyak negara maju, orang terbiasa minum air yang mengandung klorin dan bahkan enggan minum air tanpa bau ini karena khawatir air tersebut belum didisinfeksi dengan baik. Namun, jika bau klorin terlalu kuat, penggunaan filter karbon sebagai tahap akhir dapat mengurangi bau ini sambil tetap mempertahankan manfaat disinfeksinya.

Untuk sistem yang menggunakan air sumur, disinfeksi menjadi sangat krusial karena risiko kontaminasi bakteri yang lebih tinggi. Selain klorinasi, penggunaan sistem UV (ultraviolet) juga bisa menjadi pilihan yang efektif. Sistem disinfeksi UV Hydropro adalah salah satu contoh produk yang bisa digunakan untuk tujuan ini.

Perawatan dan Pemeliharaan

Baik sistem filtrasi seluruh rumah maupun sistem bawah wastafel memerlukan perawatan rutin untuk memastikan kinerja optimal. Ini meliputi penggantian filter secara berkala, pembersihan tangki penyimpanan, dan pemeriksaan rutin terhadap kebocoran atau masalah lainnya.

Untuk sistem filtrasi seluruh rumah, perawatan mungkin lebih kompleks dan mungkin memerlukan bantuan profesional. Ini bisa meliputi backwashing filter, regenerasi media pelunak air, dan penggantian media filter seperti karbon aktif atau manganese greensand.

Sistem bawah wastafel umumnya lebih mudah dirawat sendiri. Penggantian filter cartridge biasanya bisa dilakukan oleh pemilik rumah tanpa memerlukan alat khusus. Namun, untuk sistem RO, penggantian membran mungkin memerlukan bantuan teknisi yang berpengalaman.

Inovasi dalam Pengolahan Air Rumah Tangga

Teknologi pengolahan air terus berkembang, membawa inovasi baru dalam sistem filtrasi rumah tangga. Beberapa tren terbaru meliputi:

  1. Sistem filtrasi pintar yang dapat dipantau dan dikontrol melalui smartphone
  2. Penggunaan nanoteknologi dalam membran filtrasi untuk meningkatkan efisiensi
  3. Sistem RO dengan efisiensi tinggi yang menghasilkan lebih sedikit air limbah
  4. Integrasi sistem pengolahan air dengan sistem manajemen air rumah tangga yang lebih luas

Salah satu inovasi menarik adalah penggunaan membran RO tekanan rendah seperti membran RO Xelect ULP dan XLP. Membran ini dapat beroperasi pada tekanan yang lebih rendah, menghemat energi sambil tetap memberikan kinerja filtrasi yang sangat baik.

Kesimpulan

Pemilihan antara sistem filtrasi seluruh rumah dan sistem filtrasi bawah wastafel tergantung pada berbagai faktor, termasuk kualitas air sumber, kebutuhan rumah tangga, anggaran, dan preferensi pribadi. Sistem filtrasi seluruh rumah menawarkan solusi komprehensif untuk semua kebutuhan air di rumah, sementara sistem bawah wastafel memberikan solusi yang lebih terfokus dan ekonomis untuk kebutuhan air minum.

Terlepas dari sistem yang dipilih, yang terpenting adalah memastikan bahwa air yang dikonsumsi aman dan berkualitas tinggi. Ini melibatkan tidak hanya pemilihan sistem filtrasi yang tepat, tetapi juga perawatan rutin dan pemantauan kualitas air secara berkala.

Dengan memahami perbedaan antara kedua sistem ini dan mempertimbangkan kebutuhan spesifik rumah tangga Anda, Anda dapat membuat keputusan yang tepat untuk memastikan pasokan air bersih dan aman bagi keluarga Anda. Ingatlah bahwa investasi dalam sistem pengolahan air yang berkualitas adalah investasi dalam kesehatan dan kesejahteraan jangka panjang.

Tanya Jawab

1. Apakah sistem filtrasi seluruh rumah dapat menghilangkan semua kontaminan dari air?

Sistem filtrasi seluruh rumah sangat efektif dalam menghilangkan berbagai kontaminan, tetapi tidak ada sistem yang dapat menghilangkan 100% semua kontaminan. Efektivitasnya tergantung pada jenis filter yang digunakan dan kualitas air sumber. Sistem yang dirancang dengan baik dapat menghilangkan sebagian besar kontaminan umum seperti klorin, sedimen, besi, dan banyak bahan kimia organik. Namun, untuk kontaminan tertentu seperti nitrat atau arsenik, mungkin diperlukan treatment khusus.

2. Berapa lama filter dalam sistem bawah wastafel perlu diganti?

Frekuensi penggantian filter dalam sistem bawah wastafel bervariasi tergantung pada jenis filter, kualitas air sumber, dan tingkat penggunaan. Secara umum: - Filter sedimen pre-filter: setiap 3-6 bulan - Filter karbon: setiap 6-12 bulan - Membran RO: setiap 2-3 tahun Namun, penting untuk memeriksa rekomendasi produsen dan memantau kualitas air Anda untuk menentukan waktu penggantian yang tepat.

3. Apakah sistem RO bawah wastafel membuang banyak air?

Sistem RO tradisional memang menghasilkan air limbah sebagai bagian dari proses filtrasi. Rasio air yang dihasilkan terhadap air limbah bisa berkisar antara 1:3 hingga 1:5, tergantung pada efisiensi sistem. Namun, teknologi terbaru telah menghasilkan sistem RO yang lebih efisien dengan rasio yang lebih baik. Beberapa sistem modern bahkan dapat mencapai rasio 1:1, yang berarti mereka menghasilkan jumlah air minum yang sama dengan jumlah air limbah. Jika Anda khawatir tentang pemborosan air, carilah sistem RO dengan efisiensi tinggi atau pertimbangkan untuk mendaur ulang air limbah RO untuk penggunaan non-konsumsi seperti menyiram tanaman atau membersihkan.

Referensi

1. Binnie, C., & Kimber, M. (2013). Basic Water Treatment (5th Edition). "The adoption of extensive new physical and chemical water-quality standards, which apply at the point of delivery to the consumer, has meant not only additional water treatment, but also the close examination of water-distribution systems, to ensure that the water entering the distribution system does not deteriorate unacceptably as it travels to the point of use." (p. 11)

2. Spellman, F. R. (2013). Handbook of water and wastewater treatment plant operations. "The water supply first passes through a screening process to remove large debris and contaminants. The water then enters a mixing tank where coagulant is added to facilitate the clumping of smaller particles." (p. 652)

3. Byrne, W. (2002). Reverse osmosis: A practical guide for industrial users. "Most water treatment systems are not designed to handle more than a 6- to 10-fold loss of pressure across the cartridge filters. This limitation on how small the membrane pores can be is due to the risk of the flat sheet membrane getting clogged or damaged." (p. 171)

4. Hussain, A., & Bhattacharya, A. (2021). Advanced Design of Wastewater Treatment Plants: Emerging Research and Opportunities. "The equation Cl2(g), Cl2(aq) K_H = 6.2 x 10^-2 is provided for chlorine disinfection." (p. 252)

5. Australian Drinking Water Guidelines. (2004). World Health Organization. (2006). "In essence the World Health Organisation (WHO) has set guideline standards for carcinogens on the basis of one additional cancer case per 100 000 population receiving water at the guideline value over 70 years, and Australia has used a criterion of one additional case per million population." (Basic Water Treatment, 5th Edition, p. 11)