Lewati ke konten

Membandingkan Ion Exchange dan Filtrasi untuk Water Softener

Air merupakan sumber daya vital yang tak tergantikan dalam kehidupan sehari-hari kita.

Ion Exchange to softener

Sumber: https://extensionpubs.unl.edu/

Namun, tidak semua air yang tersedia dapat langsung dikonsumsi atau digunakan tanpa pengolahan terlebih dahulu. Salah satu masalah umum yang sering dihadapi adalah air sadah, yaitu air yang mengandung mineral terlarut dalam jumlah berlebih, terutama kalsium dan magnesium. Air sadah dapat menyebabkan berbagai masalah, mulai dari pengendapan kerak pada peralatan rumah tangga hingga mengurangi efektivitas sabun dan deterjen. Oleh karena itu, proses water softener menjadi sangat penting dalam sistem pengolahan air, baik untuk skala rumah tangga maupun industri.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam dua metode utama yang digunakan untuk water softener: pertukaran ion (ion exchange) dan filtrasi. Kedua metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, serta aplikasi yang berbeda tergantung pada kebutuhan dan kondisi air yang akan diolah. Kita akan mengeksplorasi prinsip kerja, efektivitas, serta pertimbangan praktis dalam pemilihan dan penggunaan kedua metode tersebut.

Selain itu, kita juga akan membahas berbagai aspek penting dalam sistem pengolahan air secara keseluruhan, termasuk sumber air yang umum digunakan, tantangan yang dihadapi dalam pengolahan air dari berbagai sumber, serta solusi-solusi yang dapat diterapkan untuk menghasilkan air bersih yang aman dan berkualitas tinggi. Pembahasan ini akan mencakup sistem pengolahan air untuk rumah tangga maupun fasilitas yang lebih besar, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas air baku, kebutuhan pengguna, serta aspek ekonomi dan lingkungan.

Pemahaman yang mendalam tentang metode water softener dan sistem pengolahan air secara keseluruhan sangat penting bagi para profesional di bidang pengolahan air, insinyur lingkungan, serta masyarakat umum yang peduli dengan kualitas air yang mereka konsumsi. Dengan pengetahuan ini, kita dapat membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih dan mengelola sistem pengolahan air, sehingga dapat menjamin ketersediaan air bersih yang aman dan berkelanjutan.

Pertukaran Ion (Ion Exchange) untuk Water Softener

Pertukaran ion adalah salah satu metode yang paling efektif dan banyak digunakan untuk water softener. Proses ini melibatkan penggantian ion-ion penyebab kesadahan air (terutama kalsium dan magnesium) dengan ion-ion lain yang tidak menyebabkan kesadahan, biasanya natrium. Metode ini menggunakan resin pertukaran ion yang memiliki kemampuan untuk "menukar" ion-ion tertentu.

Prinsip kerja dari sistem pertukaran ion relatif sederhana. Air yang mengandung ion-ion penyebab kesadahan dialirkan melalui bed resin pertukaran ion. Resin ini biasanya berbentuk butiran-butiran kecil yang terbuat dari polimer sintetis. Ketika air melewati resin, ion-ion kalsium dan magnesium dalam air akan "ditukar" dengan ion-ion natrium yang ada pada resin. Hasilnya adalah air yang telah dilunakkan, dengan kandungan kalsium dan magnesium yang jauh berkurang.

Salah satu keunggulan utama dari metode pertukaran ion adalah efektivitasnya yang tinggi dalam menghilangkan kesadahan air. Sistem ini dapat mengurangi kesadahan air hingga mendekati nol, tergantung pada desain dan pengoperasiannya. Selain itu, proses ini juga relatif sederhana dan dapat dioperasikan secara otomatis, membuatnya cocok untuk berbagai aplikasi, mulai dari skala rumah tangga hingga industri.

Namun, metode pertukaran ion juga memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya adalah kebutuhan untuk melakukan regenerasi resin secara berkala. Seiring waktu, resin akan jenuh dengan ion-ion kalsium dan magnesium, sehingga perlu "diisi ulang" dengan ion-ion natrium. Proses regenerasi ini biasanya dilakukan dengan mengalirkan larutan garam (NaCl) pekat melalui resin. Hal ini menghasilkan air buangan yang mengandung garam dalam konsentrasi tinggi, yang dapat menjadi masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

Efektivitas sistem pertukaran ion juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti disebutkan dalam referensi, "The efficacy of ion exchange for water treatment can be limited by mineral scaling, surface clogging, and other issues that contribute to resin fouling. Pre-treatment processes such as filtration or addition of chemicals can help reduce or prevent these issues." Oleh karena itu, seringkali diperlukan proses pra-pengolahan sebelum air memasuki sistem pertukaran ion untuk memastikan kinerja optimal dan memperpanjang umur resin.

Dalam konteks sistem pengolahan air rumah tangga, pertukaran ion sering digunakan dalam bentuk water softener. Perangkat ini biasanya terdiri dari tangki resin, tangki garam untuk regenerasi, dan katup kontrol otomatis. Katup otomatis Fleck dari Pentair adalah salah satu contoh komponen yang umum digunakan dalam sistem water softener rumah tangga.

Screenshot_25

Filtrasi untuk Softener dan Pengolahan Air

manganese greensand

Sementara pertukaran ion sangat efektif untuk water softener, filtrasi memainkan peran yang lebih luas dalam pengolahan air secara keseluruhan. Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan media berpori yang memungkinkan cairan melewatinya sambil menahan padatan. Dalam konteks pengolahan air, filtrasi dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk menghilangkan partikel tersuspensi, mengurangi kekeruhan, dan dalam beberapa kasus, membantu dalam water softener.

Ada berbagai jenis filtrasi yang digunakan dalam pengolahan air, masing-masing dengan karakteristik dan aplikasi yang berbeda:

  1. Filtrasi Multimedia: Jenis filtrasi ini menggunakan beberapa lapisan media dengan ukuran partikel yang berbeda-beda. Biasanya terdiri dari lapisan antrasit, pasir, dan kerikil. Filtrasi multimedia efektif untuk menghilangkan partikel tersuspensi dan mengurangi kekeruhan air.
  2. Filtrasi Karbon Aktif: Media karbon aktif sangat efektif dalam menghilangkan bau, rasa, dan senyawa organik terlarut dari air. Karbon aktif berbasis batubara dari Calgon adalah salah satu contoh produk yang banyak digunakan dalam sistem filtrasi air.
  3. Filtrasi Manganese Greensand: Jenis filtrasi ini khusus digunakan untuk menghilangkan besi dan mangan dari air. Manganese greensand dari Inversand adalah contoh media filtrasi yang efektif untuk tujuan ini.
  4. Filtrasi Membran: Termasuk di dalamnya mikrofiltrasi, ultrafiltrasi, nanofiltrasi, dan reverse osmosis. Filtrasi membran dapat menghilangkan berbagai kontaminan, mulai dari partikel tersuspensi hingga ion-ion terlarut, tergantung pada ukuran pori membran yang digunakan.

Dalam konteks water softener, filtrasi sendiri mungkin tidak seefektif pertukaran ion dalam menghilangkan ion-ion penyebab kesadahan. Namun, filtrasi memainkan peran penting dalam sistem pengolahan air secara keseluruhan, terutama sebagai pra-pengolahan sebelum proses pelunakan atau sebagai pengolahan lanjutan setelah pelunakan.

Misalnya, filtrasi multimedia atau karbon aktif sering digunakan sebagai tahap awal dalam sistem pengolahan air untuk menghilangkan partikel tersuspensi dan senyawa organik. Hal ini dapat membantu melindungi komponen sistem pengolahan air lainnya, termasuk resin pertukaran ion atau membran reverse osmosis, dari fouling atau penyumbatan.

Dalam sistem pengolahan air rumah tangga atau skala kecil, filtrasi sering diimplementasikan menggunakan cartridge filter. Cartridge filter Pentek dari Pentair adalah contoh produk yang banyak digunakan untuk aplikasi ini. Cartridge filter tersedia dalam berbagai ukuran pori dan material, memungkinkan penyesuaian dengan kebutuhan spesifik pengolahan air.

Perbandingan dan Pemilihan Metode

Ketika membandingkan pertukaran ion dan filtrasi untuk water softener, penting untuk mempertimbangkan beberapa faktor:

  1. Efektivitas Pelunakan: Pertukaran ion umumnya lebih efektif dalam menghilangkan kesadahan air dibandingkan dengan filtrasi konvensional. Namun, beberapa jenis filtrasi membran seperti reverse osmosis juga dapat sangat efektif dalam mengurangi kesadahan.
  2. Kapasitas Pengolahan: Sistem pertukaran ion biasanya memiliki kapasitas pengolahan yang lebih tinggi dan dapat menangani aliran air yang lebih besar dibandingkan dengan sistem filtrasi.
  3. Kebutuhan Perawatan: Sistem pertukaran ion memerlukan regenerasi berkala dan penambahan garam, sementara sistem filtrasi mungkin memerlukan penggantian media filter atau pembersihan secara berkala.
  4. Kualitas Air Hasil Olahan: Pertukaran ion sangat efektif dalam menghilangkan kesadahan, tetapi mungkin tidak menghilangkan kontaminan lain. Filtrasi, terutama filtrasi membran, dapat menghilangkan berbagai jenis kontaminan selain kesadahan.
  5. Biaya Operasional: Biaya operasional sistem pertukaran ion termasuk biaya garam untuk regenerasi, sementara biaya operasional sistem filtrasi mungkin termasuk penggantian media filter atau membran secara berkala.
  6. Dampak Lingkungan: Sistem pertukaran ion menghasilkan air buangan yang mengandung garam dalam konsentrasi tinggi, yang dapat menjadi masalah lingkungan. Sistem filtrasi umumnya memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah.

Pemilihan metode yang tepat akan sangat tergantung pada kondisi spesifik dan kebutuhan masing-masing pengguna. Dalam banyak kasus, kombinasi kedua metode mungkin memberikan hasil terbaik. Misalnya, sistem pengolahan air rumah tangga mungkin menggunakan filtrasi sebagai pra-pengolahan, diikuti oleh pertukaran ion untuk pelunakan, dan diakhiri dengan filtrasi karbon aktif untuk menghilangkan bau dan rasa.

Untuk sistem pengolahan air skala besar, seperti untuk industri atau fasilitas komersial, desain sistem yang lebih kompleks mungkin diperlukan. Ini bisa melibatkan berbagai tahap pengolahan, termasuk koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi multimedia, pertukaran ion, dan mungkin juga reverse osmosis atau teknologi membran lainnya. Pemilihan dan urutan proses akan tergantung pada kualitas air baku, standar kualitas air yang diinginkan, dan pertimbangan ekonomi.

Sistem Pengolahan Air Rumah Tangga

Sistem pengolahan air rumah tangga merupakan solusi yang semakin populer untuk memastikan kualitas air yang baik di tingkat konsumen. Sistem ini dapat bervariasi dari filter sederhana yang dipasang di keran hingga sistem whole-house yang kompleks. Berikut adalah beberapa komponen dan pertimbangan penting dalam sistem pengolahan air rumah tangga:

  1. Sumber Air: Sistem pengolahan air rumah tangga biasanya menggunakan air dari sumber kota atau sumur. Masing-masing sumber memiliki tantangan tersendiri. Air kota mungkin sudah diolah tetapi masih mengandung klorin atau kloramin, sementara air sumur mungkin mengandung besi, mangan, atau bakteri.
  2. Penyimpanan dan Pemompaan: Untuk sistem yang menggunakan air sumur, diperlukan tangki penyimpanan dan pompa. Tangki tekan Wellmate adalah contoh produk yang umum digunakan untuk menjaga tekanan air yang konsisten di seluruh rumah.
  3. Filtrasi Awal: Biasanya menggunakan filter sedimen untuk menghilangkan partikel kasar. Ini bisa berupa filter cartridge atau filter multimedia.
  4. water softener: Jika air bersifat sadah, water softener berbasis pertukaran ion sering digunakan. Sistem ini biasanya terdiri dari tangki resin, tangki garam, dan katup kontrol otomatis.
  5. Penghilangan Klorin: Jika menggunakan air kota, filter karbon aktif sering digunakan untuk menghilangkan klorin dan memperbaiki rasa dan bau air.
  6. Pengolahan Lanjutan: Tergantung pada kualitas air dan kebutuhan, mungkin diperlukan pengolahan tambahan seperti penghilangan besi dan mangan (menggunakan media seperti Birm dari Clack), atau sistem reverse osmosis untuk air minum.
  7. Disinfeksi: Terutama untuk sistem yang menggunakan air sumur, disinfeksi mungkin diperlukan. Ini bisa menggunakan klorinasi atau sistem UV.

Salah satu tren yang berkembang dalam sistem pengolahan air rumah tangga adalah penggunaan sistem "point-of-entry" (POE) yang mengolah seluruh air yang masuk ke rumah, dikombinasikan dengan sistem "point-of-use" (POU) untuk pengolahan tambahan di titik-titik tertentu, seperti di dapur untuk air minum. Sistem reverse osmosis undersink Merlin dari Pentair adalah contoh solusi POU yang populer untuk menghasilkan air minum berkualitas tinggi.

Tantangan dan Solusi dalam Pengolahan Air

Pengolahan air, baik untuk skala rumah tangga maupun industri, menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Variasi Kualitas Air Baku: Kualitas air baku dapat sangat bervariasi tergantung pada sumbernya. Air sumur mungkin mengandung besi, mangan, atau bakteri, sementara air permukaan mungkin terkontaminasi oleh limbah industri atau pertanian. Solusi untuk hal ini adalah melakukan analisis air secara menyeluruh dan merancang sistem pengolahan yang sesuai.
  2. Kontaminan Baru: Munculnya kontaminan baru seperti mikroplastik, sisa obat-obatan, dan senyawa per- dan polifluoroalkil (PFAS) menjadi tantangan baru dalam pengolahan air. Teknologi filtrasi membran tingkat lanjut dan adsorpsi menggunakan karbon aktif khusus dapat membantu mengatasi masalah ini.
  3. Efisiensi Energi: Sistem pengolahan air, terutama yang menggunakan teknologi membran seperti reverse osmosis, dapat memerlukan energi yang signifikan. Penggunaan pompa hemat energi seperti pompa RO dari Flint and Walling dan optimalisasi desain sistem dapat membantu mengurangi konsumsi energi.
  4. Pengelolaan Limbah: Beberapa proses pengolahan air menghasilkan limbah, seperti air buangan dari regenerasi resin pertukaran ion atau konsentrat dari sistem reverse osmosis. Pengelolaan limbah ini dengan benar menjadi tantangan tersendiri.
  5. Biaya: Biaya investasi awal dan biaya operasional sistem pengolahan air dapat menjadi hambatan, terutama untuk sistem skala besar. Pemilihan teknologi yang tepat dan optimalisasi operasi dapat membantu mengurangi biaya jangka panjang.

Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, industri pengolahan air terus mengembangkan teknologi dan pendekatan baru. Beberapa solusi yang menjanjikan termasuk:

  1. Penggunaan Teknologi Membran Canggih: Membran ultrafiltrasi dan nanofiltrasi seperti membran ultrafiltrasi Asahi dapat menghilangkan berbagai kontaminan termasuk mikroplastik dan patogen.
  2. Sistem Pengolahan Hybrid: Kombinasi berbagai teknologi pengolahan dapat memberikan hasil yang lebih baik. Misalnya, kombinasi pertukaran ion dengan filtrasi membran dapat mengatasi berbagai jenis kontaminan sekaligus.
  3. Otomatisasi dan Kontrol Cerdas: Penggunaan sistem kontrol otomatis dan sensor real-time dapat meningkatkan efisiensi operasional dan kualitas air yang dihasilkan. Stager Aquamatic adalah contoh sistem kontrol otomatis untuk valve yang digunakan dalam sistem demineralisasi, filtrasi, dan pelunakan.
  4. Pendekatan Berkelanjutan: Fokus pada penggunaan kembali air, daur ulang air limbah, dan minimalisasi limbah menjadi semakin penting dalam desain sistem pengolahan air modern.

Kesimpulan

Water softener dan pengolahan air secara umum merupakan bidang yang kompleks dan terus berkembang. Baik pertukaran ion maupun filtrasi memiliki peran penting dalam menghasilkan air bersih yang aman dan berkualitas tinggi. Pemilihan metode yang tepat akan sangat tergantung pada kondisi spesifik, termasuk kualitas air baku, kebutuhan pengguna, dan pertimbangan ekonomi serta lingkungan.

Dalam banyak kasus, pendekatan terbaik adalah menggunakan kombinasi berbagai teknologi pengolahan air. Sistem pengolahan air modern sering menggabungkan filtrasi, pertukaran ion, teknologi membran, dan metode pengolahan lainnya untuk mencapai hasil optimal. Penting untuk melakukan analisis menyeluruh terhadap kualitas air baku dan kebutuhan pengguna sebelum merancang sistem pengolahan air.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan munculnya tantangan baru dalam pengolahan air, industri ini terus berinovasi. Fokus pada efisiensi energi, minimalisasi limbah, dan penggunaan teknologi cerdas menjadi tren yang semakin penting. Selain itu, kesadaran akan pentingnya pendekatan berkelanjutan dalam pengolahan air juga semakin meningkat.

Bagi konsumen dan pengguna sistem pengolahan air, penting untuk memahami dasar-dasar teknologi yang digunakan dan melakukan perawatan rutin terhadap sistem. Ini akan memastikan kinerja optimal dan umur pakai yang panjang dari sistem pengolahan air.

Dengan terus berkembangnya teknologi dan meningkatnya pemahaman kita tentang berbagai aspek pengolahan air, kita dapat berharap untuk solusi yang lebih efektif, efisien, dan berkelanjutan di masa depan. Hal ini pada akhirnya akan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan.

Pertanyaan dan Jawaban

1. Apa perbedaan utama antara pertukaran ion dan filtrasi dalam konteks Water Softener?

Pertukaran ion dan filtrasi memiliki perbedaan mendasar dalam cara mereka mengatasi kesadahan air:

Pertukaran ion bekerja dengan mengganti ion-ion penyebab kesadahan (terutama kalsium dan magnesium) dengan ion-ion lain, biasanya natrium. Proses ini menggunakan resin khusus yang dapat "menukar" ion-ion tersebut. Pertukaran ion sangat efektif dalam menghilangkan kesadahan air, bahkan hingga mendekati nol.

Di sisi lain, filtrasi konvensional bekerja dengan menahan partikel atau kontaminan secara fisik menggunakan media berpori. Filtrasi standar seperti filtrasi multimedia atau karbon aktif tidak secara langsung menghilangkan ion-ion penyebab kesadahan. Namun, beberapa jenis filtrasi khusus seperti nanofiltrasi atau reverse osmosis dapat mengurangi kesadahan air dengan menahan ion-ion tersebut.

Perbedaan utama lainnya adalah dalam hal perawatan dan operasi. Sistem pertukaran ion memerlukan regenerasi berkala menggunakan larutan garam, sementara sistem filtrasi mungkin memerlukan penggantian media filter atau pembersihan secara berkala.

2. Bagaimana cara memilih sistem pengolahan air yang tepat untuk rumah tangga?

Pemilihan sistem pengolahan air yang tepat untuk rumah tangga melibatkan beberapa pertimbangan:

  1. Analisis Kualitas Air: Langkah pertama adalah melakukan tes kualitas air untuk mengetahui kontaminan spesifik yang perlu diatasi. Ini bisa mencakup kesadahan, besi, mangan, klorin, atau kontaminan lainnya.
  2. Kebutuhan Air: Pertimbangkan volume air yang dibutuhkan dan tujuan penggunaannya (minum, mandi, mencuci, dll).
  3. Sumber Air: Apakah menggunakan air kota atau air sumur? Masing-masing memiliki tantangan berbeda.
  4. Anggaran: Pertimbangkan biaya awal dan biaya operasional jangka panjang.
  5. Ruang yang Tersedia: Beberapa sistem memerlukan ruang yang cukup besar.
  6. Perawatan: Pertimbangkan tingkat perawatan yang diperlukan dan kesiapan Anda untuk melakukannya.

Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Anda mungkin memilih sistem point-of-entry (POE) yang mengolah seluruh air yang masuk ke rumah, atau sistem point-of-use (POU) untuk pengolahan di titik-titik tertentu. Kombinasi berbagai teknologi seperti filtrasi sedimen, pelunakan air, filtrasi karbon aktif, dan mungkin reverse osmosis untuk air minum sering menjadi pilihan yang efektif untuk rumah tangga.

3. Apa dampak lingkungan dari penggunaan sistem pertukaran ion untuk pelunakan air?

Penggunaan sistem pertukaran ion untuk pelunakan air memiliki beberapa dampak lingkungan yang perlu dipertimbangkan:

  1. Pembuangan Air Garam: Proses regenerasi resin menghasilkan air buangan yang mengandung garam dalam konsentrasi tinggi. Jika dibuang ke lingkungan, ini dapat mempengaruhi ekosistem air tawar dan tanah.
  2. Konsumsi Garam: Sistem ini memerlukan garam untuk regenerasi, yang berarti ada konsumsi sumber daya alam dan energi yang terkait dengan produksi dan transportasi garam.
  3. Peningkatan Kadar Natrium: Air yang dilunakkan dengan pertukaran ion akan memiliki kadar natrium yang lebih tinggi, yang bisa menjadi masalah bagi orang dengan diet rendah natrium.
  4. Konsumsi Air: Proses regenerasi memerlukan air tambahan, yang bisa menjadi masalah di daerah dengan kelangkaan air.
  5. Dampak pada Pengolahan Air Limbah: Peningkatan kadar garam dalam air limbah dapat mempengaruhi proses pengolahan air limbah.

Untuk mengurangi dampak lingkungan, beberapa langkah yang dapat diambil termasuk optimalisasi proses regenerasi untuk mengurangi penggunaan garam dan air, penggunaan sistem yang lebih efisien, dan pertimbangan alternatif seperti teknologi pelunakan tanpa garam untuk aplikasi tertentu.

Referensi

1. "The efficacy of ion exchange for water treatment can be limited by mineral scaling, surface clogging, and other issues that contribute to resin fouling. Pre-treatment processes such as filtration or addition of chemicals can help reduce or prevent these issues." - Aerosol.ees.ufl.edu, Bengtson, H., CivilDigital, Crites, R. W., & Tchobanoglous, G., Da Motta, M., Pons, M. N., Vivier, H., Amaral, A. L., Ferreira, E. C., Roche, N., & Mota, M., Drakos, N., Environmental Protection Agency Ireland, GhangrekauM. M., Goel, R. K., Flora, J. R. V., & Chen, J. P., Ho, L. T., Van Echelpoel, W., & Goethals, P. L. M.

2. "intake screens, interception, granular filtration, iodine number, ion exchange, coagulation, modern developments, nitrate removal, private water supplies, resins, softening by ions, colloid destabilisation, disinfection use, ferric/aluminium ions, hardness, removal factors, Ireland, quality regulations, water industry structure, iron, aeration, coagulation with, pre-chlorination, removal processes, reservoir stratification, isotherms" - Basic Water Treatment (5th Edition) (Binnie, Chris Kimber, Martin)

3. "greensand filtration, wherein the source water is filtered through a bed of sand and iron filings. Unlike some technologies (e.g., ion exchange), sulfate is actually introduced in this process to encourage arsenopyrite precipitation. This arsenic removal method was originally developed as a batch arsenic remediation technology. It appears to be quite effective in this use. Bench-scale tests indicate an average removal efficiency of 81% with much higher removals at lower influent concentrations." - Handbook of water and wastewater treatment plant operations (Frank R. Spellman)

4. "Screening, Chemical pretreatment, Presedimentation, Microstraining, Chemical feed and rapid mix, Coagulation/flocculation, Sedimentation, Softening, Filtration, Disinfection, Adsorption using granular activated aeration, Corrosion control, Reverse osmosis, electrodialysis, Ion exchange, Activated alumina, Oxidation filtration" - Handbook of water and wastewater treatment plant operations (Frank R. Spellman)

5. "Membrane Processes, Ion exchange, Pressure-driven membrane processes, Ultrafiltration (UF), Nanofiltration (NF), Reverse osmosis (RO), Microlfiltration (MF), 5-45 psi, 7-100 psi, 50-150 psi, 100-150 psi" - Handbook of water and wastewater treatment plant operations (Frank R. Spellman)