Properti | Nilai |
---|---|
Nomor Atom | 92 |
Simbol | U |
Berat Atom | 238,03 g/mol |
Kategori | Logam aktinida |
Uranium adalah logam radioaktif berwarna putih keperakan yang padat, keras, dan ductile. Beberapa sifat fisika dan kimia penting uranium meliputi:
Titik leleh: 1132°C
Titik didih: 3818°C
Densitas: 18,95 g/cm³ pada 20°C
Bilangan oksidasi: +3, +4, +5, +6
Reaktif dengan air dan udara, membentuk oksida uranium
Dapat membentuk senyawa kompleks dengan banyak unsur
Memiliki 3 isotop alami: U-238 (99,27%), U-235 (0,72%), dan U-234 (0,0055%)
Uranium dapat ditemukan secara alami dalam air tanah dan permukaan dalam konsentrasi rendah, biasanya kurang dari 1 μg/L. Namun, di beberapa daerah dengan deposit uranium alami atau aktivitas pertambangan, konsentrasinya bisa mencapai puluhan atau ratusan μg/L.
Efek kesehatan utama dari paparan uranium kronis melalui air minum adalah:
Kerusakan ginjal
Peningkatan risiko kanker
Efek pada sistem reproduksi
Kerusakan DNA
Gangguan fungsi otak dan sistem saraf
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan pedoman sementara untuk uranium dalam air minum sebesar 30 μg/L.
Beberapa metode yang umum digunakan untuk menghilangkan uranium dari air meliputi:
Pertukaran ion: Menggunakan resin penukar anion khusus yang sangat selektif terhadap uranium.
Osmosis balik: Efektif untuk menghilangkan uranium dan kontaminan lainnya.
Koagulasi-filtrasi: Menggunakan koagulan seperti alum atau feri klorida untuk mengendapkan uranium.
Adsorpsi: Menggunakan media adsorpsi seperti karbon aktif atau alumina teraktivasi.
Pelunakan air dengan kapur: Dapat menghilangkan uranium bersama dengan kesadahan.
Pemilihan metode tergantung pada konsentrasi uranium, karakteristik air, dan faktor lain seperti biaya dan ketersediaan teknologi.
Meskipun uranium itu sendiri tidak digunakan dalam pengolahan air, beberapa industri yang terkait dengan uranium memerlukan pengolahan air khusus:
Pertambangan uranium: Memerlukan pengolahan air tambang dan air limbah yang mengandung uranium.
Pembangkit listrik tenaga nuklir: Membutuhkan air ultra murni dan pengolahan air limbah radioaktif.
Fasilitas pengayaan uranium: Memerlukan pengolahan air proses dan limbah.
Contoh kasus penghilangan uranium dari air minum:
Di kota kecil di Colorado, AS, ditemukan konsentrasi uranium dalam air tanah mencapai 67 μg/L. Kota tersebut mengimplementasikan sistem pertukaran ion menggunakan resin penukar anion khusus. Sistem ini berhasil mengurangi konsentrasi uranium menjadi kurang dari 1 μg/L, jauh di bawah standar federal AS sebesar 30 μg/L.
Contoh remediasi air tanah terkontaminasi uranium:
Di bekas fasilitas pengayaan uranium di Ohio, AS, air tanah terkontaminasi uranium dengan konsentrasi mencapai 1.000 μg/L. Proyek remediasi menggunakan kombinasi pemompaan dan pengolahan (pump-and-treat) dengan sistem pertukaran ion skala besar. Setelah beberapa tahun operasi, konsentrasi uranium berhasil diturunkan hingga di bawah 30 μg/L di sebagian besar area.
Beberapa pedoman dan standar regulasi untuk uranium dalam air minum:
Organisasi/Negara | Standar |
---|---|
WHO | 30 μg/L (pedoman sementara) |
US EPA | 30 μg/L |
Uni Eropa | 30 μg/L |
Kanada | 20 μg/L |
Australia | 17 μg/L |
Penghilangan uranium dari air menimbulkan beberapa masalah lingkungan dan keberlanjutan:
Pembuangan media pengolahan bekas (resin, adsorben) yang mengandung uranium terkonsentrasi.
Potensi kontaminasi sekunder jika tidak ditangani dengan benar.
Konsumsi energi dan bahan kimia untuk proses pengolahan.
Kebutuhan untuk pemantauan jangka panjang di lokasi yang terkontaminasi.
Pendekatan yang lebih berkelanjutan sedang dikembangkan, seperti:
Bioremediasi menggunakan mikroorganisme untuk mengubah uranium menjadi bentuk yang kurang mobil.
Fitoremediasi menggunakan tanaman untuk mengekstrak uranium dari tanah dan air.
Pengembangan adsorben ramah lingkungan dari bahan alami atau limbah.
Beberapa area penelitian dan tren yang sedang berkembang dalam pengolahan uranium di air meliputi:
Pengembangan nanomaterial dan nanokomposit baru untuk adsorpsi uranium yang lebih efisien.
Pemanfaatan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk optimalisasi proses pengolahan.
Integrasi teknologi sensor real-time untuk pemantauan uranium yang lebih baik.
Pengembangan metode ekstraksi uranium yang dapat digunakan kembali dari media pengolahan bekas.
Penelitian lebih lanjut tentang efek kesehatan jangka panjang dari paparan uranium dosis rendah.
Uranium dapat diekstrak dari air laut, yang mengandung sekitar 3 miligram uranium per ton air.
Beberapa bakteri dapat menggunakan uranium sebagai sumber energi, mengubahnya dari bentuk larut menjadi tidak larut.
Pupuk fosfat sering mengandung sejumlah kecil uranium, yang dapat mencemari sumber air.
Teknologi pengolahan air untuk uranium juga efektif untuk menghilangkan radium, yang sering ditemukan bersama uranium.
Beberapa tanaman air dapat mengakumulasi uranium dalam jumlah besar, membuka potensi untuk fitoremediasi.