Nomor Atom | 30 |
Simbol | Zn |
Berat Atom | 65,38 g/mol |
Kategori | Logam transisi |
Konfigurasi Elektron | [Ar] 3d¹⁰ 4s² |
Zinc atau seng adalah logam berwarna putih kebiruan yang rapuh pada suhu kamar namun menjadi dapat ditempa pada suhu 100-150°C. Memiliki titik leleh 419,5°C dan titik didih 907°C. Zinc bersifat amfoter, dapat bereaksi dengan asam dan basa. Dalam larutan, zinc umumnya bermuatan +2. Zinc mudah teroksidasi di udara membentuk lapisan zinc oksida yang melindungi logam di bawahnya dari korosi lebih lanjut.
Zinc terdapat secara alami dalam air permukaan dan air tanah, biasanya dalam konsentrasi rendah (< 0,01 mg/L). Konsentrasi yang lebih tinggi dapat berasal dari aktivitas industri atau korosi pipa galvanis. Zinc merupakan unsur esensial bagi tubuh manusia dalam jumlah kecil, namun kelebihan zinc dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti mual, muntah, kram perut, dan anemia. Kekurangan zinc dapat mengganggu pertumbuhan dan sistem kekebalan tubuh.
Beberapa metode yang umum digunakan untuk menghilangkan zinc dari air:
Pertukaran ion: Menggunakan resin penukar kation atau resin pengkelat khusus
Presipitasi kimia: Menaikkan pH untuk mengendapkan zinc sebagai hidroksida
Filtrasi membran: Reverse osmosis atau nanofiltrasi
Adsorpsi: Menggunakan karbon aktif atau media adsorpsi lainnya
Elektrodeposisi: Untuk aplikasi pemulihan zinc dalam konsentrasi tinggi
Pemilihan metode tergantung pada konsentrasi zinc, karakteristik air, dan tujuan pengolahan. Seringkali kombinasi beberapa metode digunakan untuk hasil optimal.
Meskipun zinc umumnya dihilangkan dari air, senyawa zinc juga memiliki beberapa aplikasi dalam pengolahan air:
Zinc klorida digunakan sebagai flokulan dalam pengolahan air limbah
Zinc oksida digunakan sebagai katalis dalam proses oksidasi lanjut untuk menghilangkan kontaminan organik
Anoda zinc digunakan dalam sistem proteksi katodik untuk mencegah korosi pada tangki dan pipa
Sebuah perusahaan pembangkit listrik panas bumi di Amerika Serikat menggunakan teknologi pertukaran ion untuk memulihkan zinc dari air garam panas bumi. Proses ini menggunakan resin penukar anion khusus yang dapat menangkap kompleks anionik zinc yang terbentuk dalam larutan garam pekat. Zinc kemudian dapat dielusi dengan air murni, menghasilkan konsentrat zinc yang dapat diproses lebih lanjut. Proses ini mampu menghasilkan 30.000 ton zinc per tahun dengan dampak lingkungan yang jauh lebih rendah dibandingkan operasi penambangan zinc konvensional.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas zinc dalam air minum sebesar 3 mg/L berdasarkan pertimbangan estetika (rasa). Di Indonesia, Peraturan Menteri Kesehatan No. 492 Tahun 2010 menetapkan batas maksimum zinc dalam air minum sebesar 3 mg/L. Untuk air limbah, batas maksimum zinc bervariasi tergantung jenis industri dan badan air penerima, umumnya berkisar antara 1-5 mg/L.
Meskipun zinc merupakan unsur esensial bagi organisme, konsentrasi tinggi dapat bersifat toksik bagi kehidupan akuatik. Zinc dapat terakumulasi dalam sedimen dan biomagnifikasi dalam rantai makanan. Pengelolaan zinc dalam pengolahan air perlu mempertimbangkan aspek keberlanjutan, termasuk efisiensi energi proses penghilangan, potensi daur ulang, dan pengelolaan residu pengolahan. Pemulihan dan daur ulang zinc dari air limbah industri menjadi semakin penting dalam konteks ekonomi sirkular.
Beberapa arah penelitian dan pengembangan terkait zinc dalam pengolahan air:
Pengembangan nanomaterial berbasis zinc untuk adsorpsi dan katalisis
Optimasi proses biosorpsi menggunakan mikroorganisme atau biomassa
Integrasi pemulihan zinc dengan produksi energi dalam sel bahan bakar mikroba
Pemanfaatan air limbah kaya zinc sebagai sumber nutrisi dalam produksi mikroalga
Pengembangan sensor dan metode pemantauan real-time untuk zinc dalam air
Air hujan yang jatuh pada atap zinc dapat mengandung konsentrasi zinc yang cukup tinggi, sehingga perlu dipertimbangkan dalam sistem pemanenan air hujan.
Beberapa spesies bakteri memiliki kemampuan luar biasa untuk mengakumulasi zinc, yang berpotensi dimanfaatkan dalam bioremediasi.
Zinc dalam konsentrasi tepat dapat membantu mengendalikan pertumbuhan alga dalam sistem pengolahan air terbuka.
Penambahan zinc dalam dosis kecil ke sistem distribusi air minum dapat membantu mengurangi pelepasan timbal dari pipa lama.