referensi

Selenium

Written by Prama Herfinanda | Jul 12, 2024 3:12:10 AM

Selenium

1. Informasi Dasar

Nomor Atom 34
Simbol Se
Berat Atom 78.96 g/mol
Kategori Metaloid
Grup 16 (Chalcogen)
Periode 4

2. Sifat Fisika dan Kimia

Selenium adalah unsur metaloid yang memiliki beberapa bentuk alotropik. Bentuk paling stabil adalah selenium abu-abu metalik yang bersifat semi-konduktor. Selenium memiliki titik lebur 217°C dan titik didih 685°C. Dalam larutan air, selenium dapat membentuk beberapa spesies ionik seperti selenat (SeO4^2-), selenit (SeO3^2-), dan selenida (Se^2-) tergantung pada pH dan kondisi redoks. Selenium cenderung berikatan dengan sulfur dan tellurium karena kemiripan sifat kimianya.

3. Keberadaan dalam Air dan Efek Kesehatan

Selenium dapat ditemukan secara alami dalam air tanah dan permukaan, biasanya pada konsentrasi rendah (< 10 μg/L). Namun, di beberapa daerah dengan aktivitas pertambangan atau geologi tertentu, konsentrasinya bisa mencapai ratusan μg/L. Selenium dalam jumlah kecil diperlukan tubuh manusia sebagai nutrisi esensial, tetapi kelebihan selenium dapat menyebabkan selenosis dengan gejala seperti kerontokan rambut, kuku rapuh, gangguan sistem saraf, dan dalam kasus parah dapat menyebabkan kematian. Paparan kronis juga dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.

4. Aplikasi Pengolahan Air dan Metode Penghilangan

Beberapa metode yang umum digunakan untuk menghilangkan selenium dari air meliputi: 1. Pertukaran ion: Menggunakan resin penukar anion khusus untuk mengikat selenium dalam bentuk selenat atau selenit. 2. Reverse osmosis: Efektif untuk menghilangkan selenium terlarut, terutama dalam bentuk selenat. 3. Nanofiltrasi: Dapat menghilangkan hingga 95% selenium dari air tanah, dengan efektivitas lebih tinggi untuk Se^6+ dibandingkan Se^4+. 4. Adsorpsi: Menggunakan media adsorpsi seperti alumina teraktivasi atau karbon aktif termodifikasi. 5. Reduksi kimia: Mereduksi selenium menjadi bentuk yang kurang larut untuk kemudian dipisahkan. 6. Fitoremediasi: Menggunakan tanaman tertentu untuk menyerap selenium dari air tercemar. 7. Pengendapan: Mengendapkan selenium dalam bentuk garam tidak larut untuk kemudian dipisahkan secara fisik.

5. Penggunaan Industri dalam Pengolahan Air

Meskipun selenium sendiri jarang digunakan secara langsung dalam proses pengolahan air, beberapa senyawa selenium digunakan dalam industri yang terkait dengan air: 1. Selenium dioksida kadang digunakan sebagai katalis dalam proses oksidasi air limbah tertentu. 2. Nanopartikel selenium telah diteliti sebagai agen antimikroba potensial dalam sistem pengolahan air. 3. Beberapa biosensor berbasis selenium dikembangkan untuk mendeteksi kontaminan dalam air.

6. Studi Kasus dan Contoh Aplikasi Dunia Nyata

1. San Joaquin Valley, California: Daerah ini menghadapi masalah kontaminasi selenium akibat irigasi pertanian. Proyek pengolahan air skala besar menggunakan kombinasi metode biologis dan fisika-kimia berhasil mengurangi kadar selenium dalam air buangan pertanian. 2. Pilot project di Alberta, Kanada: Menggunakan teknologi nanofiltrasi untuk menghilangkan selenium dari air limbah pertambangan batubara. Proyek ini mencapai tingkat penghilangan selenium hingga 98%. 3. Taman Nasional Yellowstone: Penelitian tentang bakteri yang hidup di mata air panas kaya selenium di taman ini membuka wawasan baru tentang bioremediasi selenium.

7. Pedoman dan Standar Regulasi

- WHO: Menetapkan batas maksimum 40 μg/L selenium dalam air minum. - US EPA: Menetapkan Maximum Contaminant Level (MCL) 50 μg/L untuk selenium dalam air minum. - Uni Eropa: Menetapkan batas 10 μg/L selenium dalam air minum. - Indonesia: Permenkes No. 492 Tahun 2010 menetapkan batas maksimum 10 μg/L selenium dalam air minum.

8. Dampak Lingkungan dan Pertimbangan Keberlanjutan

Selenium memiliki peran ganda dalam ekosistem akuatik. Dalam jumlah kecil, selenium penting untuk kehidupan akuatik, tetapi kelebihan selenium dapat menyebabkan bioakumulasi dan biomagnifikasi dalam rantai makanan. Hal ini dapat mengakibatkan deformitas dan kegagalan reproduksi pada ikan dan burung air. Pengelolaan selenium dalam air limbah industri dan pertanian menjadi krusial untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Dari sisi keberlanjutan, pengembangan metode penghilangan selenium yang lebih efisien dan ramah lingkungan terus dilakukan. Pendekatan berbasis alam seperti fitoremediasi dan bioremediasi menjadi fokus penelitian karena potensinya yang lebih berkelanjutan dibandingkan metode fisika-kimia konvensional.

9. Tren Masa Depan dan Penelitian dalam Pengolahan Air

1. Pengembangan membran selektif-selenium: Penelitian tentang membran yang dapat secara spesifik mengikat dan memisahkan selenium dari air tanpa mempengaruhi ion-ion penting lainnya. 2. Bioremediasi lanjutan: Eksplorasi mikroorganisme baru dan rekayasa genetika untuk meningkatkan efisiensi bioremediasi selenium. 3. Nanokomposit untuk adsorpsi: Pengembangan material nanokomposit baru dengan kapasitas adsorpsi selenium yang tinggi. 4. Teknologi hibrid: Kombinasi metode biologis dan fisika-kimia untuk pengolahan selenium yang lebih efektif. 5. Pemantauan real-time: Pengembangan sensor dan sistem pemantauan online untuk deteksi selenium secara cepat dan akurat dalam sistem pengolahan air. 6. Pendekatan sirkular: Penelitian tentang cara mengekstrak dan memanfaatkan kembali selenium yang dihilangkan dari air limbah.

10. Fakta Menarik Terkait Pengolahan Air

- Beberapa spesies bakteri dapat mengubah selenat menjadi selenium elemental berwarna merah, yang dapat digunakan sebagai indikator visual dalam proses bioremediasi. - Tanaman "selenium hyperaccumulator" seperti Astragalus bisulcatus dapat menyerap selenium dalam jumlah besar dari tanah dan air, membuka potensi fitoremediasi skala besar. - Selenium memiliki sifat fotovoltaik, yang berpotensi dimanfaatkan dalam pengembangan sistem pengolahan air tenaga surya di masa depan. - Beberapa penelitian menunjukkan bahwa air dengan kadar selenium yang tepat dapat memiliki efek antioksidan dan anti-penuaan jika dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai. - Pemahaman tentang siklus biogeokimia selenium di lingkungan akuatik terus berkembang, membantu dalam merancang strategi pengolahan air yang lebih holistik dan efektif.