Nomor Atom | 62 |
Simbol | Sm |
Berat Atom | 150,35 g/mol |
Kategori | Logam tanah jarang, Lantanida |
Samarium adalah logam berwarna perak-putih yang termasuk dalam kelompok lantanida. Beberapa sifat penting samarium meliputi:
Titik leleh: 1072°C
Titik didih: 1790°C
Densitas: 6,9 g/cm3 pada 20°C
Konfigurasi elektron: [Xe] 4f6 6s2
Bilangan oksidasi umum: +2, +3
Samarium relatif stabil di udara kering pada suhu ruang, tetapi dapat terbakar jika dipanaskan di atas 150°C. Logam ini membentuk lapisan oksida saat terkena udara lembab. Samarium memiliki keunikan karena memiliki keadaan oksidasi +2 yang cukup stabil, mirip dengan europium.
Samarium jarang ditemukan dalam bentuk bebas di alam, tetapi terdapat dalam berbagai mineral seperti monazit, bastnasit, dan samarskite. Konsentrasi samarium dalam air alami umumnya sangat rendah.
Meskipun samarium tidak memiliki peran biologis yang diketahui, beberapa penelitian menunjukkan bahwa logam ini dapat merangsang metabolisme. Garam samarium yang larut dalam air memiliki toksisitas ringan jika tertelan. Paparan terhadap samarium dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.
Meskipun samarium bukan kontaminan air yang umum, beberapa metode dapat digunakan untuk menghilangkannya jika diperlukan:
Pertukaran ion: Resin penukar kation asam kuat dapat digunakan untuk menghilangkan ion Sm3+ dari air. Resin dengan ukuran mesh halus seperti yang direkomendasikan untuk lantanida umumnya efektif.
Presipitasi kimia: Samarium dapat diendapkan sebagai hidroksida atau karbonat dengan pengaturan pH yang tepat.
Adsorpsi: Adsorben seperti karbon aktif atau zeolit dapat mengikat ion samarium dari larutan.
Teknologi membran: Reverse osmosis atau nanofiltrasi dapat efektif untuk menghilangkan ion samarium.
Dalam sistem pengolahan air multitahap, kombinasi metode-metode ini dapat digunakan untuk mencapai tingkat penghilangan yang lebih tinggi.
Samarium memiliki beberapa aplikasi terkait air dalam industri, meskipun tidak secara langsung digunakan dalam proses pengolahan air konvensional:
Katalis: Samarium iodida (SmI2) digunakan sebagai katalis dalam reaksi organik tertentu, yang dapat mempengaruhi pengolahan air limbah industri.
Pembuatan magnet: Paduan samarium-kobalt (SmCo5) digunakan dalam pembuatan magnet permanen, yang dapat diaplikasikan dalam sistem pemisahan magnetik untuk pengolahan air.
Adsorben khusus: Beberapa penelitian menunjukkan potensi penggunaan senyawa samarium sebagai adsorben untuk menghilangkan kontaminan tertentu dari air.
Meskipun aplikasi langsung samarium dalam pengolahan air terbatas, beberapa penelitian dan proyek menunjukkan potensinya:
Penghilangan fosfat: Sebuah studi di Cina menggunakan nanopartikel samarium oksida untuk menghilangkan fosfat dari air limbah, menunjukkan efisiensi yang tinggi.
Pemulihan lantanida: Proyek pilot di Australia menggunakan teknologi pertukaran ion untuk memulihkan samarium dan lantanida lainnya dari air asam tambang, menggabungkan remediasi lingkungan dengan pemulihan logam berharga.
Pengolahan air radioaktif: Di fasilitas nuklir tertentu, samarium digunakan dalam proses pengolahan air yang terkontaminasi radionuklida, memanfaatkan sifat adsorpsinya.
Saat ini, tidak ada standar spesifik untuk samarium dalam air minum yang ditetapkan oleh WHO atau banyak badan regulasi nasional. Namun, beberapa poin penting terkait regulasi meliputi:
Beberapa negara memasukkan samarium dalam pemantauan logam tanah jarang di lingkungan air.
Batas paparan okupasional untuk samarium telah ditetapkan di beberapa negara, yang dapat mempengaruhi penanganan air limbah industri.
Regulasi terkait penambangan dan pemrosesan logam tanah jarang secara tidak langsung mempengaruhi potensi kontaminasi samarium di sumber air.
Pertimbangan lingkungan terkait samarium dalam konteks pengolahan air meliputi:
Ekstraksi dan pemrosesan samarium dapat berdampak signifikan terhadap lingkungan, termasuk potensi kontaminasi air tanah.
Pengelolaan limbah yang mengandung samarium memerlukan perhatian khusus untuk mencegah pelepasan ke lingkungan.
Pemulihan dan daur ulang samarium dari limbah elektronik dan industri menjadi semakin penting untuk keberlanjutan.
Penggunaan samarium dalam teknologi ramah lingkungan, seperti magnet untuk turbin angin, menciptakan keseimbangan antara manfaat lingkungan dan potensi risiko.
Beberapa area penelitian dan tren yang menjanjikan melibatkan samarium dalam konteks pengolahan air:
Pengembangan adsorben nanostruktur berbasis samarium untuk penghilangan kontaminan spesifik.
Integrasi teknologi pemulihan samarium dalam sistem pengolahan air limbah industri.
Penelitian tentang peran samarium dalam proses bioremediasi dan fitoremediasi.
Penggunaan samarium dalam sensor dan perangkat pemantauan kualitas air canggih.
Studi tentang potensi samarium dalam desalinasi dan pengolahan air laut.
Samarium adalah elemen tanah jarang kelima paling melimpah, hampir empat kali lebih umum daripada timah.
Produksi oksida samarium dunia sekitar 700 ton per tahun, dengan cadangan global diperkirakan sekitar 2 juta ton.
Meskipun jarang digunakan dalam pengolahan air konvensional, samarium memiliki potensi unik dalam aplikasi pengolahan air khusus karena sifat kimianya yang khas.
Kemampuan samarium untuk membentuk kompleks dengan berbagai ligan organik membuatnya menarik untuk pengembangan teknologi ekstraksi selektif dalam pengolahan air.
Isotop radioaktif samarium-153 digunakan dalam pengobatan kanker, yang memiliki implikasi untuk pengelolaan limbah medis dan potensi kontaminasi air.