Nomor Atom | 37 |
Simbol | Rb |
Berat Atom | 85,4678 g/mol |
Kategori | Logam alkali |
Rubidium adalah logam lunak berwarna putih keperakan yang sangat reaktif. Titik lelehnya rendah (39°C) sehingga bisa cair pada suhu kamar di hari yang panas. Rb sangat elektronegatif dan bersifat basa kuat. Bereaksi hebat dengan air bahkan es, menghasilkan hidrogen yang mudah terbakar. Membentuk amalgam dengan merkuri dan paduan dengan beberapa logam lain. Nyala api rubidium berwarna ungu kekuningan.
Rubidium dianggap sebagai unsur ke-16 terbanyak di kerak bumi. Keberadaannya dalam air biasanya dalam jumlah kecil dan tidak dianggap berbahaya. Rb tidak memiliki peran biologis yang diketahui, namun memiliki efek stimulan ringan pada metabolisme, mungkin karena kemiripannya dengan kalium. Asupan harian Rb dari makanan dan air berkisar 1-5 mg. Paparan berlebih dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata, serta gejala neurologis seperti ataksia dan gugup berlebihan.
Meskipun jarang menjadi target utama dalam pengolahan air, Rb dapat dihilangkan dengan beberapa metode: - Pertukaran ion: Resin penukar kation kuat atau lemah dapat menghilangkan Rb+ dari air. - Osmosis balik (RO): Membran RO efektif menyaring ion Rb+. - Presipitasi kimia: Pengendapan Rb sebagai garam tidak larut. - Adsorpsi: Karbon aktif atau adsorben khusus dapat mengikat Rb. Pemilihan metode tergantung pada konsentrasi Rb, kualitas air keseluruhan, dan tujuan pengolahan.
Rubidium jarang digunakan secara langsung dalam pengolahan air industri. Namun, beberapa garam rubidium kadang digunakan dalam proses khusus atau penelitian terkait pengolahan air.
Contoh aplikasi rubidium terkait air: 1. Penelitian hidrogeologi: Rb digunakan sebagai pelacak untuk mempelajari pergerakan air tanah. 2. Desalinasi: Studi tentang perilaku Rb dalam proses desalinasi membran untuk memahami transportasi ion alkali. 3. Pemulihan litium: Dalam ekstraksi litium dari air garam, Rb sering menjadi produk sampingan yang dapat dipulihkan. 4. Pengolahan air limbah nuklir: Rb-87 radioaktif dihilangkan bersama kontaminan lain dalam pengolahan limbah nuklir cair.
Tidak ada standar khusus untuk rubidium dalam air minum karena jarang menjadi masalah. WHO dan sebagian besar negara tidak menetapkan batas maksimum untuk Rb dalam air minum. Namun, beberapa pedoman umum yang mungkin relevan: - Batas total padatan terlarut (TDS) sering mencakup Rb bersama ion lain. - Standar untuk logam alkali lain seperti kalium kadang digunakan sebagai acuan. - Peraturan keselamatan kerja mungkin membatasi paparan Rb di lingkungan industri.
Rubidium umumnya tidak dianggap sebagai polutan lingkungan yang signifikan. Dampak lingkungannya meliputi: - Bioakumulasi: Rb dapat terakumulasi dalam tanaman, namun tingkatnya biasanya rendah. - Mobilitas dalam tanah: Rb cukup mobile dan dapat bermigrasi ke air tanah. - Efek ekologis: Konsentrasi tinggi Rb dapat mengganggu keseimbangan elektrolit pada organisme akuatik. Dari segi keberlanjutan, pemulihan dan daur ulang Rb dari limbah elektronik dan baterai menjadi fokus untuk mengurangi dampak lingkungan dan menjaga pasokan.
Beberapa arah penelitian dan tren terkait rubidium dalam pengolahan air: 1. Pengembangan adsorben selektif Rb untuk pemulihan dari air limbah. 2. Studi tentang peran Rb dalam proses biologis pengolahan air limbah. 3. Penggunaan isotop Rb sebagai pelacak dalam penelitian hidrologi dan geokimia air. 4. Eksplorasi potensi Rb sebagai inhibitor korosi dalam sistem pengolahan air. 5. Pemahaman lebih lanjut tentang perilaku Rb dalam proses membran canggih seperti nanofiltrasi dan elektrodialisis. 6. Penelitian tentang penghilangan Rb dari air limbah industri lithium dan pembangkit listrik tenaga nuklir.
- Rubidium memiliki afinitas yang lebih tinggi terhadap resin penukar ion dibandingkan kalium, memungkinkan pemisahan selektif.
- Air mineral alami kaya Rb dari beberapa sumber mata air dianggap memiliki khasiat kesehatan oleh beberapa orang, meskipun belum terbukti secara ilmiah.
- Rb+ dapat menggantikan K+ dalam beberapa proses biologis, termasuk dalam mikroorganisme yang digunakan dalam pengolahan air limbah.
- Teknik spektroskopi berbasis Rb digunakan untuk mendeteksi kontaminan dalam air dengan sensitivitas tinggi.
- Meskipun jarang, ada beberapa kasus kontaminasi Rb di air tanah akibat aktivitas pertambangan atau pembuangan limbah industri.