Nomor atom | 8 |
Simbol | O |
Massa atom | 15,999 g/mol |
Konfigurasi elektron | 1s2 2s2 2p4 |
Blok | p |
Kategori | Non-logam |
Oksigen terlarut (dissolved oxygen/DO) adalah parameter kunci kualitas air. Konsentrasi DO yang cukup diperlukan untuk mendukung kehidupan akuatik seperti ikan dan mikroorganisme bermanfaat. Air dengan DO rendah dapat mencerminkan adanya polusi dan berisiko bagi kesehatan ekosistem. Namun, kadar DO yang terlalu tinggi dapat menyebabkan korosi di sistem perpipaan air.
Oksigen terlarut tidak berdampak langsung pada kesehatan manusia, tetapi air minum dengan DO sangat rendah mungkin mengandung kontaminan yang berbahaya. Kadar DO normal dalam air minum berkisar 5-8 mg/L.
Aerasi adalah proses utama untuk meningkatkan DO dalam pengolahan air. Beberapa teknik aerasi meliputi:
Kadar oksigen terlarut juga dapat ditingkatkan dengan teknologi terbarukan seperti photocatalytic water treatment yang memanfaatkan sinar matahari.
Sebaliknya, deoxygenation atau penghilangan oksigen terkadang diperlukan dalam pengolahan air untuk mencegah korosi atau mengurangi pertumbuhan mikroba. Teknik-teknik seperti penyemprotan gas inert, vakum, membran deaerasi, atau penambahan bahan kimia pereduksi dapat digunakan.
Batas DO minimum yang disarankan untuk air minum adalah 5 mg/L berdasarkan pedoman WHO. Baku mutu air yang digunakan oleh industri pengolahan air, seperti AWWA dan IBWA, juga menetapkan standar mirip untuk DO.
Untuk perairan alami, baku mutu kualitas air di Indonesia mengkategorikan kondisi perairan berdasarkan kadar DO:
Kelas I (>6 mg/L) | Tak tercemar |
Kelas II (4-6 mg/L) | Tercemar ringan |
Kelas III (2-4 mg/L) | Tercemar sedang |
Kelas IV (<2 mg/L) | Tercemar berat |
Polusi beban organik dalam badan air dapat menguras kadar oksigen terlarut dan menyebabkan kondisi hipoksia yang berbahaya bagi kehidupan akuatik. Pengolahan air limbah yang efektif untuk menghilangkan kontaminan organik dapat membantu memulihkan dan menjaga tingkat DO.
Teknologi pengolahan air yang hemat energi dan berkelanjutan harus dipilih untuk menghindari peningkatan jejak karbon. Misalnya, aerator yang menggunakan sumber tenaga terbarukan dapat meminimalkan konsumsi energi saat meningkatkan DO.
Riset yang sedang berkembang difokuskan untuk mengoptimalkan teknologi aerasi, seperti aerator microbubble dan nanobubble yang dapat meningkatkan efisiensi transfer gas. Teknologi mutakhir seperti reaktor biohidrogenasi juga dieksplorasi untuk menghilangkan oksigen dan kontaminan organik secara simultan dari air limbah.
Penginderaan jauh dan Internet of Things (IoT) membuka peluang untuk pemantauan DO dan kualitas air secara real-time. Sensor nirkabel dan analitik data yang canggih akan memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya air.