Nomor Atom | 97 |
Simbol | Bk |
Massa Atom | 247 g/mol |
Kategori | Aktinida |
Ditemukan oleh | G.T. Seaborg, 1949 |
Berkelium adalah unsur logam radioaktif yang termasuk dalam kelompok aktinida. Unsur ini berwarna perak dan memiliki kimia yang telah diselidiki secara terbatas. Beberapa sifat fisika dan kimia berkelium meliputi:
Densitas: 14 g/cm3 pada 20°C
Titik leleh dan titik didih: belum diketahui dengan pasti
Reaktif terhadap oksigen, uap air, dan asam
Tidak reaktif terhadap basa
Mudah larut dalam asam mineral encer
Cenderung teroksidasi pada suhu tinggi membentuk oksida
Berkelium tidak ditemukan secara alami di kerak bumi atau dalam air. Semua isotop berkelium yang diketahui bersifat radioaktif. Meskipun hanya diproduksi secara artifisial dalam jumlah kecil di laboratorium, perlu diperhatikan potensi bahaya radioaktivitas jika terpapar:
Dapat terakumulasi dalam sistem kerangka jika tertelan
Paparan radiasi dapat menyebabkan kerusakan genetik kumulatif
Bahkan dosis rendah dapat bersifat karsinogenik setelah paparan jangka panjang
Berpotensi menyebabkan kanker, kerusakan sistem kekebalan, leukemia, keguguran, cacat lahir, dan masalah kesuburan
Meskipun berkelium tidak ada dalam air alami, pengetahuan tentang penanganan unsur radioaktif dalam pengolahan air tetap penting:
Pertukaran ion menggunakan resin khusus dapat digunakan untuk menghilangkan unsur radioaktif dari air
Reverse osmosis efektif dalam menyaring partikel berukuran atom seperti isotop radioaktif
Destilasi dapat memisahkan kontaminan radioaktif dari air
Koagulasi-flokulasi diikuti dengan sedimentasi dan filtrasi dapat menghilangkan partikel radioaktif tersuspensi
Adsorpsi menggunakan karbon aktif atau media khusus lainnya
Saat ini, berkelium tidak memiliki aplikasi praktis dalam pengolahan air industri karena kelangkaannya dan sifat radioaktifnya.
Tidak ada studi kasus spesifik terkait berkelium dalam pengolahan air. Namun, beberapa contoh penanganan unsur radioaktif dalam air dapat memberikan wawasan:
Pembersihan air terkontaminasi di Fukushima, Jepang, setelah bencana nuklir 2011 menggunakan berbagai teknik termasuk pertukaran ion dan reverse osmosis
Pengolahan air limbah dari fasilitas nuklir menggunakan sistem multi-tahap yang melibatkan koagulasi, filtrasi, dan pertukaran ion
Penghilangan uranium dari air tanah di bekas lokasi penambangan menggunakan metode bioremediasi dan pertukaran ion
Meskipun tidak ada standar spesifik untuk berkelium, pedoman umum untuk unsur radioaktif dalam air meliputi:
WHO merekomendasikan batas 0,1 mSv/tahun untuk paparan radiasi melalui air minum
US EPA menetapkan Tingkat Kontaminan Maksimum (MCL) untuk berbagai radionuklida dalam air minum
Uni Eropa membatasi dosis indikatif total dari radionuklida dalam air minum sebesar 0,1 mSv/tahun
Meskipun berkelium tidak ada di lingkungan alami, penanganan unsur radioaktif secara umum memiliki implikasi lingkungan:
Pembuangan limbah radioaktif dari proses pengolahan air memerlukan protokol khusus
Potensi kontaminasi jangka panjang jika tidak ditangani dengan benar
Penggunaan energi tinggi dalam beberapa metode pengolahan seperti destilasi
Perlunya pengembangan metode pengolahan yang lebih efisien dan ramah lingkungan
Meskipun berkelium sendiri bukan fokus utama, penelitian terkait penanganan unsur radioaktif dalam air terus berkembang:
Pengembangan nanomaterial baru untuk adsorpsi selektif radionuklida
Peningkatan efisiensi membran untuk pemisahan isotop radioaktif
Eksplorasi teknik bioremediasi menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi radioaktivitas
Integrasi teknologi sensor real-time untuk deteksi cepat kontaminan radioaktif dalam air
Penggunaan kecerdasan buatan untuk optimalisasi proses pengolahan air terkontaminasi radioaktif
Berkelium dinamai menurut Universitas California, Berkeley, tempat unsur ini pertama kali disintesis
Meskipun sangat langka, penelitian tentang berkelium memberikan wawasan berharga tentang perilaku unsur aktinida dalam sistem air
Teknik yang dikembangkan untuk mengisolasi berkelium dalam jumlah sangat kecil dapat diterapkan untuk pemisahan unsur langka lainnya dalam pengolahan air
Studi tentang berkelium membantu mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang kimia unsur-unsur super-berat, yang dapat memiliki implikasi untuk teknologi pengolahan air masa depan