Nomor Atom | 13 |
Simbol | Al |
Massa Atom | 26,98 g/mol |
Konfigurasi Elektron | [Ne] 3s² 3p¹ |
Aluminium adalah logam ringan dengan penampilan perak-putih. Ia memiliki titik leleh 660,4°C dan titik didih 2467°C. Aluminium sangat reaktif tetapi terlindungi oleh lapisan oksida yang terbentuk dengan cepat saat terpapar udara. Dalam larutan berair, aluminium biasanya hadir sebagai kation Al³⁺. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks dengan berbagai ligan, yang mempengaruhi kelarutannya dalam air.
Aluminium adalah unsur ketiga terbanyak di kerak bumi dan dapat memasuki sumber air melalui pelapukan alami batuan dan mineral. Konsentrasi aluminium dalam air alami biasanya berkisar antara 0,1 hingga 10 mg/L. Paparan jangka panjang terhadap konsentrasi aluminium yang tinggi telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan neurologis dan penyakit Alzheimer. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan batas maksimum 0,2 mg/L aluminium dalam air minum.
Dalam pengolahan air, aluminium sering digunakan sebagai koagulan dalam bentuk tawas (aluminium sulfat) atau polyaluminum chloride (PAC). Metode utama untuk menghilangkan kelebihan aluminium dari air meliputi:
Koagulasi dan flokulasi diikuti dengan sedimentasi atau filtrasi
Pertukaran ion menggunakan resin penukar kation
Membran filtrasi seperti nanofiltrasi atau reverse osmosis
Adsorpsi menggunakan karbon aktif atau media adsorpsi khusus
Untuk air dengan pH asam ringan, resin penukar kation asam kuat seperti yang berbasis sulfonat dapat digunakan. Untuk pH antara 3-6, resin penukar kation asam lemah mungkin lebih efektif. Untuk aliran air asin, resin pengkelat selektif dapat digunakan untuk menghilangkan aluminium secara selektif.
Selain digunakan sebagai koagulan, aluminium juga memiliki beberapa aplikasi industri terkait pengolahan air:
Pembuatan media filtrasi aluminium oksida untuk menghilangkan kontaminan seperti arsenik dan fluoride
Produksi membran keramik berbasis aluminium oksida untuk filtrasi air
Penggunaan dalam proses elektrolitik untuk pengolahan air limbah
Studi kasus di sebuah fasilitas pengolahan air di Finlandia menunjukkan penggunaan proses koagulasi berbasis aluminium yang dioptimalkan dapat mengurangi kekeruhan hingga 98% dan menghilangkan lebih dari 80% bahan organik terlarut. Di India, sebuah proyek menggunakan filter keramik berbasis aluminium oksida berhasil menghilangkan arsenik dari air tanah di daerah pedesaan, menurunkan konsentrasi arsenik dari 200 μg/L menjadi di bawah 10 μg/L.
Badan regulasi di berbagai negara telah menetapkan batas maksimum untuk konsentrasi aluminium dalam air minum:
WHO: 0,2 mg/L (nilai panduan operasional)
Uni Eropa: 200 μg/L
Amerika Serikat (EPA): 0,05 to 0,2 mg/L (tingkat kontaminan sekunder)
Australia: 0,2 mg/L (berdasarkan pertimbangan estetika)
Meskipun aluminium dianggap relatif tidak berbahaya bagi lingkungan, penggunaan berlebihan dalam pengolahan air dapat menyebabkan masalah. Akumulasi lumpur aluminium dari proses pengolahan air dapat mencemari tanah dan air tanah jika tidak dikelola dengan benar. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi aluminium dalam badan air dapat berdampak negatif pada organisme akuatik, terutama di lingkungan air yang terkena dampak hujan asam.
Penelitian terkini dalam penggunaan aluminium untuk pengolahan air meliputi:
Pengembangan koagulan berbasis aluminium yang lebih efisien dan ramah lingkungan
Pemanfaatan nanomaterial berbasis aluminium untuk penghilangan kontaminan yang lebih efektif
Optimalisasi proses pengolahan untuk meminimalkan residu aluminium dalam air olahan
Eksplorasi teknik baru untuk recovery dan daur ulang aluminium dari lumpur pengolahan air
Meskipun aluminium digunakan secara luas dalam pengolahan air, ia juga dapat menjadi kontaminan yang perlu dihilangkan dalam beberapa kasus.
Efektivitas koagulan berbasis aluminium sangat bergantung pada pH air; optimalisasi pH dapat secara signifikan meningkatkan kinerja pengolahan.
Beberapa tanaman air, seperti Eichhornia crassipes (eceng gondok), telah terbukti efektif dalam menghilangkan aluminium dari air tercemar melalui proses fitoremediasi.
Penggunaan aluminium dalam pengolahan air dapat menghasilkan manfaat tambahan seperti penghilangan parsial fluoride dan fosfat.